ABSTRAK
WHO (Word Health Organization) menyatakan kanker payudara adalah pembunuh utama pada perempuan baik global maupun regional. Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan yang menunjang payudara. Sejumlah sel dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali. WHO menyatakan kematian akibat kanker payudara diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. dimana 2,3 juta diantaranya ditemukan dinegara berkembang, sedangkan jumlah penderita baru sekitar 3,9 juta pertahun dan terdapat di Negara berkembang sekitar 3 juta. Insiden kanker payudara pada perempuan di Indonesia sebesar 11,3%. Menurut data Profil Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2019, kejadian kasus kanker payudara sebesar 1472 orang lebih besar dibandingkan kasus kanker serviks sejumlah 164 orang. Terjadi pergeseran usia pada kejadian kanker payudara, dari usia 35 tahun keatas saat ini ke usia yang lebih muda. Kewaspadaan adanya benjolan yang tidak normal pada payudara bisa dilakukan deteksi dini secara mudah dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perlaku pemeriksaan payudara sendiri dilihat dari segi pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada remaja putri.Penelitian ini dilakukan di SMP Neeri 1 Sleman dengan sampel sejumlah 30 orang.
Berdasarkan hasil penelitian tentang kajian pengetahuan dalam perilaku pemeriksaan payudara sendiri di SMP Negeri 1 Kabupaten Sleman, didapatkan sebagian besar remaja putri mempunyai pengetahuan yang baik terhadap deteksi dini kanker payudara dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI
Juli 2021
Daftar di STIKes Guna Bangsa Yogyakarta dan kembangkan potensimu dengan banyak program yang bisa dipilih di bidang kesehatan untuk calon mahasiswa.
STIKes Guna Bangsa Yogyakarta